Yang telah makan bangku sekolah pasti masih terdengar bahwa kita mesti “bangga berbangsa Indonesia”, tentunya dengan segala fakta yang ada, yang terasa, yang terlihat, yang terdengar dalam keadaan plus maupum minus. Baik bangga terhadap alamnya yang disebut tanah surga, bukan lautan tapi kolam susu. Maupun bangga terhadap kehidupan sosial masyarakatnya yang ramah tamah, tata tengtrem kerta raharja, gemah ripah loh jinawi, mudah pangan mudah sandang ,( sabilulungan, kacai jadi saleuwi kadarat jadi sa logak) silih asah silih asih, toleran, mikul duwur mendem jero, menghormati yang lebih tua dan menyangi yang lebih muda.
Namun fakta sekarang kekayaanalamnya mulai menipis dan sering mendatangkan bencana/neraka (gempa, longsor, banjir, tsunami, angin ribut, lumpur, Magma, global warning, polusi)
Demikian pula fakta kehidupan masyarakatnya, gambaran yang dulu sudah melemah bahkan beberapa hal sudah menghilang dan berganti sebaliknya, Tiap hari kita dengar, saksikan bahkan ada yang dialami, dirasakan fakta dan berita kelaparan, kemiskinan, pejabat korupsi, mahasiswa dan pelajar tawuran, individualis, arogansi, pedendam, jalan pintas (nerabas), Ospek yang menewaskan, polisi dan tentara saling tembak, aib keluarga (selebritis) menjadi ladang penghasilan (infotaiment) dan tontonan (masyarakat) (padahal dulu tabu “sekarang masih tabu apa tidak, ya?”)
Apa yang ingin kita katakan sekarang?
Yang lalu biarlah berlalu!
Kembalikan indonesiaku!
Jadilah dirimu sendiri!
kalau tidak edan dijaman edan awas dianggap edan oleh orang yang edan
Maaf jangan terbawa edan, tulisan ini saya buat ketika terbangun dari mimpi indah ketika sekolah dulu.
Iya jadi ingat. Sekolah sekarang masih memberikan mimpi seperti itu, engak ya?
Filed under: pendidikan | 2 Comments »